Gue bersyukur. Sangaaaaat bersyukur sama Allah karna masih dikasih fisik yang sehat dan lengkap sehingga gue masih bisa merasakan yang namanya lelah. Gue-pun berusaha untuk tetap mensyukuri segala kelelahan gue meski kenyataannya gak segampang yang diucapkan. Tapi gue, sebagai seorang hamba yang sangat tidak ada apa-apanya dimata Dia, apa masih pentes untuk tidak bersyukur ketika masih banyak orang-orang yang tidak bisa merasakan fisik yang lelah atau ada kekurangan fisik disana-sini sehingga tidak bisa menikmati hidup secara sempurna? Dengan kelelahan, itu artinya gue masih dikasih kehidupan. Gue masih dikasih nafas. Masih dikasih otak, fikiran & hati. Maka sesunggunya lagi-lagi kita harus terus bersyukur kan?
"Allah.. Sungguh aku bersyukur dengan segala nikmat yang telah Engkau berikan. Aku selalu belajar untuk selalu memperbaharui niat untuk terus bersyukur padaMu dan berhusnuzhan dengan segala apa yang diberikan Engkau. Selelah apapun itu, se-tidak mengenakkan apapun itu. Hamba selalu berusaha untuk tetap bersyukur dan terus bersyukur. Hamba sungguh masih belajar untuk menata hati hamba agar tetap berkiblat pada niat karena-Mu. Agar meluruskan niat bahwa apapun yang aku lakukan semata-mata hanya untuk mencari keridhoan-Mu. Tapi...... Hamba juga hanyalah manusia biasa. Yang sering khilaf dan sulit untuk menata hatinya sendiri. Seorang hamba yang harus berani melawan egonya sendiri. Seorang hamba yang masih belajar dan masih belajar dan masih harus terus dikoreksi. Maka dalam masa pembelajaran ini, tidak salah bukan jika hamba merasa begitu lelah? Tidak salah bukan jika hamba merasa hamba ingin lari dan menyerah? Bukan mengeluh tapi hamba hanya ingin sekedar mengeluarkan kelelahan itu dari zona negatif hamba. Saat ini, hamba berada pada titik kelelahan itu. Bukan hanya lelah secara fisik. Tapi juga hati & fikiran. Banyak hal yang menyita fikiran hamba. Baik hal-hal yang nyata maupun hal-hal yang hanya berupa prasangka dan paradigma. Sungguh, kelelahan ini membuat hamba tak tentu dan butuh sebuah pegangan. Butuh sebuah bahu untuk membantu hamba menopang beban-beban yang sebenarnya tak perlu dijadikan beban ini. Butuh teman untuk selalu merangkul hamba ketika hamba sendiri dan entah mau kemana. Rasanya tak ada pijakan bagi hamba untuk berada pada tempat seharusnya hamba. Hamba cenderung bolak-balik sana sini, berlari, lalu kembali dan kemudian pergi lagi dan begitu seterusnya tanpa arah yang jelas. Allah.. Sungguh yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Aku tau hanya Dirimu lah tempat dimana seharusnya aku berpegangan. Maka pegangilah aku ya Allah. Biarkan hamba menyandarkan kepala hamba di bahu-Mu ketika hamba ingin menangis. Remaslah tangan hamba ketika hamba begitu merasa perlu dikuatkan. Lapangkanlah dada hamba ketika hamba merasa dikecewakan. Sungguh proses kedewasaan itu telah berhasil menarik-ulur segala arah hati&fikiran hamba. Maka jagalah hamba untuk tetap tegar pada jalan yang hamba pilih. Jagalah hamba agar hamba tetap bisa menjadi diri hamba. Jagalah hamba agar hamba tetap bisa memberikan banyak kebahagiaan kepada orang lain. Jagalah hamba agar hamba tetap selalu berada di jalur jalan-Mu. Pegangi hamba ketika hamba sedang akan terjatuh. Teruslah berada disisi hamba untuk menguatkan dan menenangkan hamba. Karna hanya Dirimulah tempat segala kebahagiaan, keindahan, ketenangan dan cinta. Maka jadikanlah aku bagian didalamnya. Amin.."
Saat ini gue lagi lelah selelah-lelahnya banget. Lelah fisik karna harus terus diforsir bikin mading, belajar, tugas ini itu, rapat ini rapat itu, ngurus ini itu. Ibaratnya gak ada istilah libur lah. Paling hari minggu doang. Ya emang walaupun gak sepadet pas SMA, tapi kenapa ini terasa lebih berat dari di SMA ya? Apa karena suasana intern dan ekstern yang kurang mendukung? Ah sudahlah. Dan gak cuma fisik, tapi juga hati&fikiran. Gue fikir duo sifat jelek gue yaitu, perasa&pemikir udah berulah sangat jauh. Dia sudah sangat akut mengalir di darah gue (lebay). Please...... Gimanasih cara ngilangin sifat perasa&pemikir yang udah tingkat lanjut, berlebihan dan sudah terlampau jauh kayak gini? T.T Ketika gue merasa sangat jenuh tapi gue gak boleh jenuh. Ketika orang-orang terdekat gue satu persatu mulai menikmati kejenuhan mereka, tapi gue dituntut untuk tidak boleh menikmati hal yang sama seperti mereka. Gue harus tetap menjaga semangat, mood dan ego gue sendiri ketika orang-orang mulai sibuk dengan diri mereka sendiri.
Gaenak tau semangat sendiri. Jujur sejujur-jujurnya gue juga capek, lelah dan jenuh. Karna gue juga manusia sama seperti mereka. Tapi...... Posisi gue sekarang sangat tidak memperbolehkan gue untuk mengikuti ego. Gue harus dewasa dan terus berfikir positif. Iya gue emang capek, lelah dan jenuh. Tapi masih banyak yang lebih penting yang harus gue lakuin. Gue gabisa mengorbankan kepentingan banyak orang karna kepentingan diri gue sendiri. Meski pada kenyataannya gue merasa kalo gue semangat sendiri. Tapi gue tetep gaboleh nyerah. Prinsip gue, kalo gue udah gak semangat, gimana gue mau nyemangatin orang lain? Gue gak mau menunggu kebahagiaan, kalo emang mereka gak bisa memberikan apa yang gue harapkan, maka GUE SENDRILAH yang harus bertindak. Gue yang akan memulai duluan. Gue yang akan mencari dan membuat kebahagiaan gue sendiri. Yah intinya, memberi sebelum diberi.
Maka dari itulah, gue sedang belajar dan terus belajar mengubah mindset kalo kelelahan dan kejenuhan ini bukanlah suatu yang harus dituruti atau dijadikan beban. Tapi ini adalah kenikmatan dari Dia yang harus disyukuri. Semoga Allah selalu menuntun langkah ini menuju keridhoanNya..... Allah, I beg You... :')
"Allah.. Sungguh aku bersyukur dengan segala nikmat yang telah Engkau berikan. Aku selalu belajar untuk selalu memperbaharui niat untuk terus bersyukur padaMu dan berhusnuzhan dengan segala apa yang diberikan Engkau. Selelah apapun itu, se-tidak mengenakkan apapun itu. Hamba selalu berusaha untuk tetap bersyukur dan terus bersyukur. Hamba sungguh masih belajar untuk menata hati hamba agar tetap berkiblat pada niat karena-Mu. Agar meluruskan niat bahwa apapun yang aku lakukan semata-mata hanya untuk mencari keridhoan-Mu. Tapi...... Hamba juga hanyalah manusia biasa. Yang sering khilaf dan sulit untuk menata hatinya sendiri. Seorang hamba yang harus berani melawan egonya sendiri. Seorang hamba yang masih belajar dan masih belajar dan masih harus terus dikoreksi. Maka dalam masa pembelajaran ini, tidak salah bukan jika hamba merasa begitu lelah? Tidak salah bukan jika hamba merasa hamba ingin lari dan menyerah? Bukan mengeluh tapi hamba hanya ingin sekedar mengeluarkan kelelahan itu dari zona negatif hamba. Saat ini, hamba berada pada titik kelelahan itu. Bukan hanya lelah secara fisik. Tapi juga hati & fikiran. Banyak hal yang menyita fikiran hamba. Baik hal-hal yang nyata maupun hal-hal yang hanya berupa prasangka dan paradigma. Sungguh, kelelahan ini membuat hamba tak tentu dan butuh sebuah pegangan. Butuh sebuah bahu untuk membantu hamba menopang beban-beban yang sebenarnya tak perlu dijadikan beban ini. Butuh teman untuk selalu merangkul hamba ketika hamba sendiri dan entah mau kemana. Rasanya tak ada pijakan bagi hamba untuk berada pada tempat seharusnya hamba. Hamba cenderung bolak-balik sana sini, berlari, lalu kembali dan kemudian pergi lagi dan begitu seterusnya tanpa arah yang jelas. Allah.. Sungguh yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Aku tau hanya Dirimu lah tempat dimana seharusnya aku berpegangan. Maka pegangilah aku ya Allah. Biarkan hamba menyandarkan kepala hamba di bahu-Mu ketika hamba ingin menangis. Remaslah tangan hamba ketika hamba begitu merasa perlu dikuatkan. Lapangkanlah dada hamba ketika hamba merasa dikecewakan. Sungguh proses kedewasaan itu telah berhasil menarik-ulur segala arah hati&fikiran hamba. Maka jagalah hamba untuk tetap tegar pada jalan yang hamba pilih. Jagalah hamba agar hamba tetap bisa menjadi diri hamba. Jagalah hamba agar hamba tetap bisa memberikan banyak kebahagiaan kepada orang lain. Jagalah hamba agar hamba tetap selalu berada di jalur jalan-Mu. Pegangi hamba ketika hamba sedang akan terjatuh. Teruslah berada disisi hamba untuk menguatkan dan menenangkan hamba. Karna hanya Dirimulah tempat segala kebahagiaan, keindahan, ketenangan dan cinta. Maka jadikanlah aku bagian didalamnya. Amin.."
Saat ini gue lagi lelah selelah-lelahnya banget. Lelah fisik karna harus terus diforsir bikin mading, belajar, tugas ini itu, rapat ini rapat itu, ngurus ini itu. Ibaratnya gak ada istilah libur lah. Paling hari minggu doang. Ya emang walaupun gak sepadet pas SMA, tapi kenapa ini terasa lebih berat dari di SMA ya? Apa karena suasana intern dan ekstern yang kurang mendukung? Ah sudahlah. Dan gak cuma fisik, tapi juga hati&fikiran. Gue fikir duo sifat jelek gue yaitu, perasa&pemikir udah berulah sangat jauh. Dia sudah sangat akut mengalir di darah gue (lebay). Please...... Gimanasih cara ngilangin sifat perasa&pemikir yang udah tingkat lanjut, berlebihan dan sudah terlampau jauh kayak gini? T.T Ketika gue merasa sangat jenuh tapi gue gak boleh jenuh. Ketika orang-orang terdekat gue satu persatu mulai menikmati kejenuhan mereka, tapi gue dituntut untuk tidak boleh menikmati hal yang sama seperti mereka. Gue harus tetap menjaga semangat, mood dan ego gue sendiri ketika orang-orang mulai sibuk dengan diri mereka sendiri.
Gaenak tau semangat sendiri. Jujur sejujur-jujurnya gue juga capek, lelah dan jenuh. Karna gue juga manusia sama seperti mereka. Tapi...... Posisi gue sekarang sangat tidak memperbolehkan gue untuk mengikuti ego. Gue harus dewasa dan terus berfikir positif. Iya gue emang capek, lelah dan jenuh. Tapi masih banyak yang lebih penting yang harus gue lakuin. Gue gabisa mengorbankan kepentingan banyak orang karna kepentingan diri gue sendiri. Meski pada kenyataannya gue merasa kalo gue semangat sendiri. Tapi gue tetep gaboleh nyerah. Prinsip gue, kalo gue udah gak semangat, gimana gue mau nyemangatin orang lain? Gue gak mau menunggu kebahagiaan, kalo emang mereka gak bisa memberikan apa yang gue harapkan, maka GUE SENDRILAH yang harus bertindak. Gue yang akan memulai duluan. Gue yang akan mencari dan membuat kebahagiaan gue sendiri. Yah intinya, memberi sebelum diberi.
Maka dari itulah, gue sedang belajar dan terus belajar mengubah mindset kalo kelelahan dan kejenuhan ini bukanlah suatu yang harus dituruti atau dijadikan beban. Tapi ini adalah kenikmatan dari Dia yang harus disyukuri. Semoga Allah selalu menuntun langkah ini menuju keridhoanNya..... Allah, I beg You... :')
No comments:
Post a Comment